Keputusan Pembelian Honda Beat
2013
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
BAB I
PENDAHULUAN
Sepeda
motor merupakan kendaraan berdua yang ditenagai oleh sebuah mesin, sekarang ini
pengguna sepeda motor semakin meningkat. Produk sepeda motor yang sudah banyak
dikenal oleh masyarakat luas yaitu Honda, Yamaha, dan Suzuki. Namun salah satu
merk yang digemari oleh sebagian
masyarakat sejak dahulu adalah merk Honda. Untuk menghadapi persaingan tersebutproduk
Honda selalu menciptakan penemuan-penemuan baru yang mana disesuaian dengan
perkembangan jaman dan keinginan dari masyarakat agar produknya tetap laku. Produk
yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satupembentukan motivasi,
persepsi dan sikap konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.
Disamping itu perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis
kelamin, pekerjaan dan pendapatan.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen
Ada
beberapa konsep pemasaran yang dapat dianut oleh param manajer dalam melakukan
pengembangan strategi untuk mencapai tujuan pemasaran. Salah satu konsepnya
yang paling kontemporer adalah konsep yang berorientasi konsumen. Para manajer
dalam perusahaan yang menganut konsep ini berusaha menghasilkan apa yang
diinginkan oleh konsumennya.
Orientasi
konsumen ini sangatlah erat kaitannya dengan pemahaman tentang perilaku
konsumen. Dalam menjalani aktivitas bisnis, mengetahui dinamika perilaku
konsumen merupakan tugas yang sangat penting, apalagi dalam kondisi
perkembangan teknologi yang sangat pesat. Para manajer harus mampu
mengantisipasi segala bentuk perubahan yang terjadi pada konsumennya, dengan
demikian para manajer tersebut dapat dengan cepat
mengantisipasi
keinginan konsumen. Jika keinginan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan,
maka keuntungan akan berada pada perusahaan tersebut.
2.1.1 Definisi Konsumen
Menurut
Sumarwan (2002), istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis
konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu
membeli barang atau jasa untuk digunakan sendiri atau untuk kebutuhan anggota
keluarga. Misalnya membeli rumah, mobil dan lain sebagainya. Sedangkan konsumen
organisasi meliputi organisasi bisnis, swasta, pemerintahan, universitas,
yayasan, dan lembaga lainya. Semua organisasi tersebut harus membeli produk
peralatan dan jasa untuk menjalankan seluruh aktivitas organisasinya. Bagi
pelaku usaha konsumen individu dan konsumen organisasi adalah sama pentinganya.
karena kedua konsumen tersebut memberikan sumbangan yang sangat penting bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.
2.1.2 Model Perilaku Konsumen, (Engel, et al
1994)
Menurut
Engel et al 1994, perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk alasan dan
keputusan sebelum dan sesudah mengkonsumsi. Model dasar dari proses keputusan
konsumen diperluas untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan
membentuk perilaku proses keputusan.
2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Keputusan
pembelian menurut (Engel,2000) terdiri dari Pengenalan kebutuhan,
Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Pembelian, dan Hasil.
2.2.1 Pengenalan Kebutuhan
Menurut
(Engel,2000) pada tahap ini, konsumen mempersepsikan perbedaan
antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Konsumen merasakan kondisi
aktual yang berbeda dengan keadaan yang diinginkan, hal ini membuat konsumen
mengenali kebutuhannya. Misalkan; mobilitas konsumen yang sangat tinggi, konsumen
mulai mengenali kebutuhannya akan telepon genggam.
2.2.2 Pencarian Informasi
Menurut
(Engel,1995) pada tahap ini, konsumen mencari informasi yang
disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang
relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal). Setelah
mengenali kebutuhannya, konsumen mencari informasi yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhannya. Informasi yang didapat dari dirinya sendiri, seperti;
pengalaman pribadi dan ingatan konsumen akan sesuatu hal yang relevan dengan
kebutuhannya, disebut dengan pencarian internal. Sedangkan yang dimaksud dengan
pencarian eksternal adalah ketika konsumen mencari informasi dari
lingkungannya, seperti; iklan, pengalaman kawan dekatnya, pendapat masyarakat,
dan sebagainya.
2.2.3 Evaluasi Alternatif
Menurut
(Engel,2000), pada tahap ini, konsumen mengevaluasi pilihan
berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga
alternatif yang dipilih. Pencarian internal dan eksternal yang diperoleh
konsumen kemudian dievaluasi, hingga ke arah yang sesuai dengan harapan konsumen
dalam memuaskan kebutuhannya. Setelah itu konsumen menyempitkan pilihan hingga
ke alternatif yang akan dipilih. Sedangkan menurut Sumarwan (2002), evaluasi
alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, serta
memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses ini, konsumen membandingkan
berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
2.2.4 Pembelian
Menurut
(Engel,2000) pada tahap pembelian, konsumen memperoleh alternatif
yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Evaluasi yang telah
dilakukan membawa konsumen untuk melakukan pembelian. Jika ia mengalami kegagalan
untuk melakukan pembelian produk/ jasa yang diinginkannya (alternatif yang
dipilih), konsumen melakukan pembelian ke alternatif lain atau alternatif
pengganti yang masih dapat diterima.
2.2.5 Hasil
Menurut
(Engel,2000), pada tahap ini, konsumen mengevaluasi apakah
alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
Setelah mengkonsumsi alternatif yang dipilih, konsumen kembali melakukan
evaluasi terhadap barang/ jasa yang dikonsumsinya. Jika kinerja barang/ jasa
yang digunakannya telah sesuai dengan harapannya,
maka
konsumen tersebut akan merasa puas. Begitu pula sebaliknya, jika kinerja
barang/ jasa yang digunakannya tidak sesuai dengan harapannya, maka konsumen
tersebut akan merasa tidak puas. Pada tahap ini, kita bias melihat Keputusan
pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : pendirian orang
lain, risiko, tindakan pasca pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian di
pihak perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Konsep Honda Beat
Konsep dasar mekanisme
CVT ( baca mesin matik ) sudah dibayangkan Leonardo da Vinci dalam coretan
gambarnya. CVT jenis torodial baru pertama kali dipatenkan di Eropa pada tahun
1886, dan di Amerika Serikat pada tahun 1935.
Mendahului pabrikan vespa
dan merk JEPANG LAINNYA, Honda memproduksi skutik bertenaga 50cc, FC50 di
jepang. Uniknya, dikenal dengan julukan Honda Beat(lets get the beat jaman dulu
he). Motor dengan rem tromol depan belakang ini udah dilengkapi dengan starter
elektrik, mampu mencapai top speed 60 km/h.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Honda adalah Untuk
mengambil dan memimpin di pasar motor Indonesia dengan membuat mimpi pelanggan
menjadi kenyataan, menciptakan sukacita kepada pelanggan dan memberikan
kontribusi kepada masyarakat Indonesia. Sedangkan Misi Honda adalah menciptakan
solusi mobilitas kepada masyarakat dengan produk dan layanan terbaik. Mencermati
visi dan misi perusahaan tersebut cukup menarik. Bagaimanapun visi merupakan cita
– cita yang ingin di capai seseorang atau organisasi. Artinya cita - cita yang
di lontarkan oleh Honda Motor sangat relefan dengan keinginan calon
konsumennya. Mewujudkan mimpi pelanggan, artinya perusahaan akan selalu
berusaha untuk mewujudkan keinginan konsumen. Dari Visi tersebut jelas konsep
strategi bisnis mengarah kepada Orientasi Pasar (keinginan pasar).
Sesuai pendapat
Cravens:1996, bahwa Visi mencakup pengambilan keputusan dimana, kapan dan
bagaimana. Mari kita perhatikan, Honda memproduksi dan memasarkan kendaraan bermotor
di Indonesia. Mulai di produksi sejak tahun 1971 dan selalu berkembang hingga
memiliki komponen atau perangkat produksi dan sistem pemasaran serta evaluasi
yang lengkap. Selanjutnya honda mengembangkan produk sesuai dengan keinginan
konsumen atau melihat harapan konsumen. Minimal dengan slogan “One Heart”,
terkenal irit dan citra bahwa mesin awet, adalah salah satu bukti bagaimana
perusahaan Honda (AHM) mengendalikan pasar sesuai dengan keinginan pasar itu
sendiri. Terkat misi perusahaan, nampaknya untuk mempertahankannya Honda telah
memiliki strategi tersendiri. Bukti adalah munculnya berbagai jenis atau tipe
kendaraan yang ditawarkan ke masyarakat. Artinya Honda mengeluarkan produk
mengikuti perubahan pasar. Hal ini setidaknya untuk menjawab pendapat Philip
Kotler : 1997 yang menyebutkan bahwa lama kelamaan perusahaan akan kehilangan
minat pada misinya atau misi tersebut akan tidak relevan dengan perubahan
kondisi pasar. Tetapi saya berpendapat apabila ada kosistensi terhadap misi itu
sendiri, maka kepercayaan konsumen tetap ada, dan keuntungannya adalah visi
perusahaan juga akan terjaga. Artinya kelangsungan perusahaan selalu dapat
dipertahankan dengan baik.
3.3 Proses Pengambilan
Keputusan Konsumen
Informasi mengenai proses
pengambilan keputusan pembelian diperoleh dari konsumen Toyota Avanza yang
sedang melakukan service di Toyota PT. Setiajaya Mobilindo Bogor atau
konsumen yang baru membeli Toyota Avanza di Toyota PT.Setiajaya Mobilindo
Bogor. Informasi tahapan proses keputusan pembelian ini meliputi lima tahap,
yaitu : (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi
alternatif,(4) keputusan pembelian dan (5) perilaku pasca pembelian.
3.4 Faktor Yang Memengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen
Kotler dan Armstrong
dalam Dani (2009) menyatakan “keputusan pembelian dari pembeli sangat
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, psikologis pembeli, serta
strategi pemasaran”.
a.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan
pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.Perusahaan harus
mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial
pembeli.Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari
oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari
subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan
sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan,
kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting
dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen.
b.
Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan
dan status sosial konsumen.Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil.Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung.Definisi kelompok adalah dua
orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau
bersama.
c.
Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup,
pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
d.
Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang
dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu
motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan
yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
e.
Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana
pemasar mengendalikan usahanya dalam memberi tahu dan mempengaruhi konsumen.
Variabel-variabelnya adalah
1) Barang,
2) Harga,
3)
Periklanan, dan
4)
Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Berkowitz dalam Dani
(2009) menambahkan satu faktor lain yang memengaruhi keputusan pembelian
konsumen, yakni faktor situasional. Faktor situasional adalah kondisi sesaat
yang muncul pada tempat dan waktu tertentu.Kemunculanya terpisah dari diri
produk maupun konsumen (Assael dalam Dani, 2009).
Belk dalam Dani (2009) mendifinisikan situasi
sebagai semua faktor yang utama terhadap tempat dan situasi yang tidak menurut
pengetahuan seseorang (intra-individual) dan stimuli (alternatif pilihan) dan
memiliki bukti dan pengaruh sistematis pada perilaku saat itu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
banyaknya produk
yang mewakili harapan konsumen serta tanggapan penerimaan konsumen terhahadap
produk Honda itu sendiri. Setidaknya di buktikan dengan angka penjualan yang
rekatif selalu bersaing dan memimpin otomotif motor di Indonesia. Artinya fungsi penawaran dan permintaan dalam
sistem perekonomian tercipta dengan saling memberikan keuntungan berdasarkan factor budaya, social, psikologi dan pribadi
4.2 Saran
Berdasarkan pada analisis
dan kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saran-saran yang
dapat diajukan adalah:
4.2.1 Saran untuk Perusahaan
Pihak perusahaan perlu
memantau apa kendala bagi konsumen ketika memliki sebuah kendaraan yang telah
dibeli dari perusahaanya, sehingga konsumen akan merasa lebih aman dan
nyaman.Perusahaan Honda lebih memperhatikan sebuah komunitas yang mendasarkan
atas Perusahaanya yang akan menjadi daya tarik dalam suatu produk yang
dijualkanya.
4.2.2 Saran Untuk Penelitian Mendatang
Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel selain identitas, nilai, dan
aktivitas yang termasuk dalam stratagi komunitisasi pemasaran yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini dikarenakan, dalampenelitian ini
ketiga variabel tersebut hanya mampu menjelaskan 68.6% variasi keputusan
pembelian konsumen.Penelitian ini belum memasukkan variabel atau faktor lain
yang mungkin dapat memengaruhi dan menyempurnakan hasil penelitian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar