Kita tak boleh cemas, manakala tak punya uang banyak menjelang Ramadan. Tak risau pula "tik- tak" pemerintah yang mengirit BBM. Dan, jangan khawatir peringatan Polri tentang maraknya kejahatan akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Jika kita temukan kemurnian batin, Allah SWT lah Maha Penentunya. Kaum bandit yang ingin menggarong bisa mendadak "buta" melihat kita atas kuasa Allah. Tuhan pun tak akan membiarkan hambah-Nya yang tawadhu miskin rezeki.
Kewajiban kita ikhtiar yang benar, halal dan ikhlas. Tak ada batasan nilai kekayaan dan kemewahan duniawi. Mendapat untung Rp 100 ribu, ada yang lebih tinggi. Ada yang Rp 100 juta, Rp 100 miliar, bahkan Rp 100 triliun.
Seberapa pun keuntungan yang kita dapat, harta kita kehilangan nilai kekayaan sejati, manakala haram dan tuna zakat, infaq serta sodaqoh. Yang wajib kita sadari, semua yang kita peroleh berasal dari Allah.
Bahkan tangan, kaki dan badan kita dari Allah. Kelak, semua yang kita punya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta. Untuk apa tangan kita selama hidup? Kaki dan badan kita pula.
Apakah untuk menunaikan kebaikan Ilahi, atau menuruti hawa nafsu kita belaka? Waktu sekitar 10 hari ke depan, jadi momentum baik untuk introspeksi diri. Membongkar isi hati dan nurani, demi mengenyahkan keangkara-murkaan nafsu diri.
Jangan biarkan diri kita tersesat dalam perangkap hidup modern saat ini. Serba materialistik yang menuhankan harta dan kekuasaan. Akibatnya, kesadaran sejati kita tertidur. Tak mengenal jati diri. Lupa ayah-bunda sebagai orangtua yang melahirkan kita.
Kita pun cenderung kehilangan cinta saudara kandung, apalagi tetangga dan sesama nun jauh di belahan Bumi lain. Egoisme meninggi tiada batas. Menghalalkan segala cara jadi metode pemuasan hawa nafsu.
Amanah dan jabatan disalahgunakan. Korupsi, kolusi dan nepotisme dilazimkan. Keadilan dan supremasi hukum didramatisasi. Berjuta sesama menderita lahir batin. Ini kah yang kita cari dalam berbangsa dan bernegara? Mari siapkan diri untuk menemukan kefitrian diri!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar